Semua Bisnis Itu (ternyata) MLM

Semua Bisnis Itu (ternyata) MLM

Hayoooo..! Diantara Pembaca pasti akan langsung menyanggah lontaran judul tulisan saya ini. Maksudnya ada yang tidak setuju kalo saya bilang bahwa semua bisnis itu ternyata ujung-ujungnya MLM juga.

Hehehe, jangan antipati dulu begitu Anda mendengar kata-kata MLM. Seperti saya dulu pun juga mengalami hal tersebut. Segala sesuatu yang berhubungan dan ada sangkut pautnya dengan kata-kata MLM, dijamin deh saya langsung memalingkan muka. *syuuuuuttt - mlengos dikit*

Tapi itu dulu sekali..

Kali ini coba Anda pahami dulu penjelasan yang saya maksudkan mengapa saya bisa bilang bahwa hampir semua jenis bisnis itu ternyata ujung-ujungnya juga menggunakan sistem MLM. Semuanya mengadopsi, meniru atau menggunakan sistem yang mirip MLM, dan tentu saja dengan model yang sedikit berbeda.

Disini yang saya maksudkan adalah, MLM yang berarti Multi Level Marketing itu akan sama artinya dengan penjualan berjenjang. Maksudnya ada beberapa lapis jalur pemasaran. Dan ini memang pada akhirnya memang hampir semua bisnis menggunakan proses seperti ini. 

Coba perhatikan ilustrasi bagan pada gambar berikut ini : 

Nah, disinilah yang saya maksudkan dengan Multi Level yang dijalankan dalam bisnis-bisnis konvensional. Ada beberapa strata level seperti misalnya : Agen, Pedagang Besar, dan Pengecer.

Multi level disini biasanya adalah mewakili pada proses jalur distribusinya. Yaitu proses mata rantai bagaimana membuat barang yang diproduksi oleh produsen bisa sampai ke tangan konsumen.

Kita ambil contoh sederhana saja misalkan sebuah produk mie instan. Tanpa menyebut merk, jalur distribusi mie instan dari produsen hingga bisa terjual ke tangan konsumen mungkin akan melalui jenjang atau jalur distribusi seperti ini :
  • Pertama : Dari produsen
  • Kedua : Distributor wilayah (propinsi) --> Level Ke-1
  • Ketiga : Distributor kota --> Level Ke-2
  • Keempat : Grosir besar --> Level Ke-3
  • Kelima : Agen --> Level Ke-4
  • Keenam : Sub Agen --> Level Ke-5
  • Ketujuh : Pengecer --> Level Ke-6
  • Kedelapan : Konsumen --> Level Ke-7
Dari ilustrasi sederhana diatas itu bisa terlihat dengan jelas sekali bahwa konsep penjualan secara MLM itu ternyata juga dijalankan dalam bisnis konvensional. Dari produsen untuk bisa mencapai ke tangan konsumen membutuhkan 7 tahap atau 7 level proses distribusi.

Disinilah anda bisa membayangkan, harga pokok dari produsen ditambah biaya proses distribusi barang yang melalui banyak level itu, akhirnya menjadi harga produk yang dibeli oleh konsumen. Yang menikmati keuntungan itu ya mereka yang terdapat dalam jalur distribusi tersebut kan?

Logika sederhananya adalah :  bila ada konsumen yang membeli produk mie instan tersebut, siapa yang mendapat keuntungan? Ya tentu saja semua pihak yang ada dalam proses distribusi tersebut dapat untung, sebab produknya terbeli atau bisa terserap oleh pasar.

Oke. Sekarang coba lihat dulu ilustrasi gambar berikut ini :

Sumber Gambar : Dari Sini
Nah begitupun dengan MLM sesungguhnya (yang benar-benar produk MLM). Konsep dasarnya sebenarnya kan sama saja, yaitu menjual produk yang dihasilkan oleh produsen untuk bisa dijual kepada para konsumen.

Namun perbedaannya adalah, jalur-jalur distribusi yang ada dalam bisnis konvensional itu, kalo dalam bisnis MLM itu ya sesungguhnya upline-upline dalam jaringan bisnis kita yang mengenalkan produk MLM tersebut kepada kita.

Lalu keuntungan para upline-upline tersebut apa? Tentu saja setiap ada penjualan atau omzet dari para 'customer' dibawahnya, mereka (para upline tersebut) berhak dapat keuntungannya. Hanya saja kalo dalam MLM keuntungannya tersebut dibagikan dalam bentuk bonus level yang diatur tersendiri.

Jadi secara singkat adalah :
  • Kalo dalam bisnis konvensional, keuntungan yang diperoleh per level jalur distribusi itu didapatkan dari faktor biaya distribusi. Setiap level pasti juga akan mendapat keuntungan.
  • Sedang dalam MLM, keuntungan yang diterima dalam level-level distribusi (para upline-upline) itu diterima dalam bentuk bonus level yang dihitung dengan ketentuan tersendiri.
Jadi intinya sebenarnya sama saja. Karena itulah saya bilang bahwa sebenarnya semua bisnis itu sesungguhnya adalah MLM.

... Sama-sama menjual produk dari produsen...
... Sama-sama membentuk jalur distribusi berjenjang...
... Setiap jenjang jalur berhak mendapat profit sendiri-sendiri...
... Yang membedakan hanyalah istilah-istilah dalam jalur distribusi...

Dari sinilah akhirnya saya memutuskan untuk sekalian saja nyemplung terjun dalam bisnis MLM. Biar basah, basah sekalian.. Hahaha..


SELESAI


Salam Avail..!


Hatta N Adhy PK, ST